Keputusan Seorang Pemimpin.
Dalam sebuah organisasi pemimpin memiliki tugas penting untuk menentukan yang terbaik bagi organisasi dan para anggotanya. Namun dalam mengambil keputusan, terkadang mereka bisa mengalami berbagai masalah. Mereka di hadapkan pada serangkaian pilihan yang seringkali menyangkut kepentingan orang banyak atau memberikan resiko yang akan merugikan pihak lain. Tetapi keputusan harus tetap di ambil oleh pemimpin, apapun hasilnya dan apapun hasil dari keputusan tersebut masih lebih baik, bila di bandingkan leader tidak melakukan tindakan apapun sama sekali.
Kecepatan dan ketepatan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan lazimnya menjadi tolak ukur kompetensi dan kredibilitas yang di milikinya. Jika pemimpin lamban dan ragu-ragu dalam bertindak, anak buah akan melihatnya sebagai orang yang indecisive, takut dan tidak tegas.
Sehingga membuat mereka mempertanyakan kemampuan leader dalam memimpin dan bahkan bisa menghilangkan kepercayaan terhadapnya.
Sejarah peradaban manusia mencatat banyak nama yang menggoreskan kisah di lembaran-lembaran zaman tentang kepemimpinan dalam militer yang menjadi acuan para pemimpin di organisasi
Kisal Jendral Sun tzu.
Kita mengenal jendral sun tzu, seorang jenderal besar sekaligus ahli strategi militer dari China merupakan seseorang yang fenomenal yang mampu menjadi inspirasi bagi para pebisnis kelas dunia dalam menjalankan organisasinya
Menurut sun tzu pemimpin perlu dapat memenangkan peperangan dengan elegan, seorang pemimpin harus mampu memenangkan hati dan pikiran seluruh bawahannya.
Hati merujuk pada perasaan dan emosi yang terlibat. Dengan memenangkan hati bawahan, seorang pemimpin mendapatkan kesetiaan, kebanggaan, dan dukungan dari bawahan.
Pikiran merujuk pada kepala dingin, obyektifitas, dan rasionalitas yang terlibat.
Dalam membuat strategi dan rencana, pemimpin perlu menggunakan pikiran namun dalam mengimplementasikan rencana dan memotivasi bawahan, pemimpin harus mengedepankan hati.
Selain sun tzu ada tokoh militer yang paling cemerlang dalam masyarakat muslimin yaitu panglima Islam Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu.
Ia berada di puncak para ahli strategi militer. Kesimpulan itu berangkat dari kemampuannya menggetarkan benteng-benteng Persia dan Romawi dalam hitungan tahun yang singkat saja -atas izin Allah-.
Padahal dua kerajaan itu adalah kerajaan adidaya. Karena kepemimpinan militernya, Islam tersebar di Jazirah Arab, Irak, dan Syam dengan mulia dan penuh wibawa.
Saking mengerikan dan cerdiknya tipu daya (strategi) Khalid dalam berperang, sampai-sampai Abu Bakar memujinya dengan ucapan, “Demi Allah, orang-orang Romawi akan lupa dengan tipu daya setan karena (kedatangan) Khalid bin al-Walid”.
Sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu juga mengatakan, “Para wanita tidak akan mampu lagi melahirkan seseorang seperti Khalid”.
Kaum muslimin mengenalnya dengan sebutan Saifullah (pedang Allah). Sebutan itu melekat bermula saat Rasulullah menyebutnya demikian di hari keislamannya,
“Engkau adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan kepada orang-orang musyrik”.
Kecerdikan Jendral Khalid bin walid, RA ini, dalam ilmu lateral thinking di sebut reversal thinking, atau berbikir dangan membalikan asumsi
Kisah Kepemimpinan dalam Islam
Salah satu kisahnya ada di sebuah peperangan di Kampung Mu’tah,
Mu‘tah adalah sebuah desa yang terletak di perbatasan Syam. Desa yang ada di tepi Sungai Jordan ini, kini masuk dalam provinsi Kerak wilayah Yordania. Mu’tah saat ini merupakan wilayah yang semarak dengan deretan pohon pinus di sepanjang jalan.
Di dekat kampung ini, terjadi peperangan antara bangsa Arab yang sudah memeluk Islam dengan aliansi bangsa Arab pemeluk Nashara dan Bangsa Eropa.
Bahkan, beberapa literatur menyebutkan, perang ini adalah perang pertama umat Islam melawan bangsa Barat.
Sebelum berangkat, Nabi Muhammad SAW memberi instruksi kepada para pasukan.
Pemimpin pasukan adalah Zaid bin Haritsah. Jika dia terbunuh, penggantinya adalah Ja’far bin Abi Thalib. Jika ia terbunuh, penggantinya adalah Abdullah bin Rawahah.
Dan jika dia terbunuh juga, maka pasukan Muslimin harus menunjuk salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin.’’
Saat itu, Rasulullah mengirimkan delegasi ke berbagai kawasan untuk menyampaikan pesan damai agama Islam melalui surat yang di tulisnya.
Salah satu delegasi dikirim pada Gubernur Bashrah, Syurahbil bin ‘Amr al-Ghassani, yang sat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi Bizantium.
Namun, kedatangan delegasi Harits bin Umair al-Azdi, tak hanya di tolak Syurahbil. Tapi, juga di bunuh dengan kejam. Tentu saja, tindakan ini di anggap sebagai deklarasi perang terhadap kaum Muslimin Madinah.
Persiapan Pemimpin
Pada tahun ke-8 Hijriah, Rasulullah menyiapkan pasukan yang jumlahnya 3.000 untuk menyerang Bashrah. Pada perang ini, Rasulullah tidak turut serta dan tetap berada di Madinah.
pergerakan kaum Muslimin Madinah di ketahui Syurahbil bin Amr, penguasa Bashrah. Ia pun menyiapkan pasukan sebanyak 100 ribu personel bangsa Arab yang terdiri atas klan-klan Lakham, Judzam, Qain, dan Bahra.
Jumlah ini masih di tambah lagi dengan pasukan Romawi, yang juga berjumlah 100 ribu personel. Dengan demikian, total pasukan yang hendak berperang melawan pasukan kaum Muslimin mencapai 200 ribu personel.
Pasukan kaum Muslimin yang mendengar berita soal besarnya jumlah pasukan musuh, sempat ragu dan khawatir. Sebagian mereka berpikiran untuk mengirimkan surat kepada Rasulullah, memberitahukan situasi yang dihadapi.
Namun, panglima pasukan Muslim Zaid bin Haritsah mampu membakar semangat pasukannya, sehingga tetap teguh maju ke medan pertempuran. Wahai semuanya, demi Allah, apa yang tidak kalian sukai, justru itulah yang kalian cari sekarang ini, yakni mati syahid.
Tepat pada bulan Jumadil Ula tahun ke-8 Hijriah, dua pasukan pun bertemu di Mu’tah. Perang begitu seru, dan 3 jendral perang muslim terbunuh semua.
Seperti di pesankan oleh Rasulullah, jika ketiga pemimpin itu gugur, kaum Muslimin harus menentukan pemimpin mereka sendiri. Akhirnya mereka sepakat menunjuk Khalid bin Al Walid sebagai pemimpin.
Kepemimpinan Khalid
Kepemimpinan Khalid bin Al Walid dalam pertempuran Mu’tah itu, mampu membalikkan situasi yang tadinya menekan pasukan Muslim.
Saat break perang maghrib (konsesus peperangan masa itu) , Jendral Khalid bin walid sehabis shalat berpikir sejenak, dengan jumlah pasukan kalah jumlah, apalagi terbunuhnya 3 jendral, Khalid berpikir untuk mundur karena di takutkan kejatuhan mental pasukan.
Memang tadi adalah pertempuran luar biasa dan pasukan Islam walau kalah jumlah, bisa di anggap menang. Tapi Khalid berpikir mundur dulu, utuk mempersiapka peperangan berikut.
Ia pun shalat istikharah dan akhirnya ia memikirkan cara mundur yang elegan. Khalid lalu menggunakan asumsi terbalik.
Asumsi saat ini adalah “mundur artinya di kejar musuh dan membuat mental musuh menguat” ia lalu membuat asumsi berlawana “bagaimana caranya mundur, tapi pasukan musuh malah takut.
Inilah yang di sebut Reversal thinking
Esok pagi, Khalid membuat strategi memecah pasukan Muslimin menjadi dua sayap. malam itupun masing-masing sayap pasukan Muslimin menempati posisi yang di tentukan.
Pagi harinya, dua sayap itu berlarian kedepan dan belakang membuat keributan, sehingga debu beterbangan membuat aktivitas pasukan tidak jelas dan musuh hanya melihat hiruk pikuknya pasukan muslim
Melihat itu, jendral musuh mengira, pasukan muslim kedatangan bantuan. Ia mulai berpikir, kemaren saja dengan pasukan sedikit bisa mengalahkan pasukannya apalagi sekarang
Dan ia merasa lega, karena pasukan muslim malah mundur, dan ia pun hanya diam saja tidak berani meminta pasukannya mengejar pasukan muslim. Karena ia sendiri merasa down saat tahu ada bantuan pasukan muslim
Dan inilah yang harus di lakukan seorang pemimpin, berpikir strategic, bukan hanya mengandalkan emosi tapi tetap tenang dengan mempertimbangkan variable relavan sehingga akhrnya membuat keputusan efektif
TEAM LEADERSHIP BALE TRAINING
yuk cek artikel leadership lainnya di sini Model Kepemimpinan “Jaman Now”
mau belajar leadership di mana saja dan kapan saja lihat sini ya https://www.udemy.com/course/cara-kreatif-untuk-meningkatkan-kreatifitas-karyawan-anda/?referralCode=3D35A101663FA5257B3B