Persiapan Naskah Telemarketing

Persiapan Naskah Telemarketing

Naskah yang di siapkan memerlukan keterlibatan aktif dari penelepon. Penjual harus menghayati apa yang sedang di katakan dan bagaiman harus mengatakannya. Penggunaan kata-kata dan jeda untuk bernapas memerlukan disiplin yang di atur oleh naskah, bukan penelepon.

Untuk mendapatkan manfaat dari naskah yang di siapkan, penelepon harus memiliki keterampilan dalam menggunakan frasa terkendali untuk menginterupsi pola yang umum dan penekana vocal untuk menyampaikan pesan tersamar secara efektif.

manfaat dari naskah yang di siapkan, penelepon harus memiliki keterampilan dalam mengunakan frasa terkendali untuk mengintrupsi pola yang umum dan penekanan vocal untuk menyampaikan pesan tersamar secara efektif.

Naskah Telemarketing

Naskah telemarketing pada umumnya memiliki panjang frasa yang serupa dan sudah dapat di kendalikan oleh prospek, seperti :

Selamat siang, apa kabar Bapak hari ini?”

“Selamat pagi, saya dari PT ABC”

“Bisa saya bicara dengan Direktur?”

Setiap kalimat pembuka ini berakhir dengan jeda. Frasa yang sudah di kenali berakhir dengan jeda, ini membentuk satu pola. Orang dapat menerka apa yang akan di aktakan selanjutnya, pada saat inilah biasanya orang memutuskan hubungan telepon.

Jelas bahwa dalam hal ini pola yang sudah di kenali tidak membantu Juru Jual untuk menjaga agar prospek tetap mendengarkan apa yang akan di katakan selanjutnya; tidak menarik; dan tidak membantu dalam membangun hubungan, apalagi keakraban.

Menginterupsi sebuah pola akan mengubah perilaku secara drastis. Orang menjadi waspada, bingung, dan memerlukan penyelesaian. Contoh, jika Anda mengulurkan tangan kepada saya untuk berjabat tangan, tetapi saya diam saja memandangi tangan Anda. Apa yang akan terjadi selanjutnya, tidak seorang pun tahu. Interupsi seperti ini adalah kunci pada bagian awal naskah Anda untuk membuat orang yang menerima telepon tetap mendengarkan anda, Contohnya:

Contoh naskah percakapan telepon

Halo, Saya Mega, dan PT Bale training menugaskan saya untuk berbicara dengan Bapak’ guna membantu Bapak untuk melihat bagainana Bapak bisa meningkatkan penjualan. Saya hanya perlu bicara dengan Bapak’ sekitar tiga menit dan kemudian Bapak boleh memutuskan apakah kami dapat membantu menghemat uang Bapak. Apakah saat ini waktu yang tepat untuk berbicara dengan saya?”

Perhatikan kali ini tanda untuk bernapas (‘) telah di tambahkan untuk menuntun Juru Jual yang menggunakannya. Ini merupakan anjuran untuk saat-saat Anda mengambil napas bila di perlukan. Perhatikan, tidak satu pun dari tanda-tanda ini terletak pada akhir kalimat. Bernapas pada akhir kalimat merupakan pola yang sudah umum. Untuk menginterupsi pola ini memerlukan pola napas yang berbeda. Tanda napas merupakan teknik yang membantu untuk menuntun pemakaiannya.

Dengan menginterupsi pola, prospek menjadi bingung untuk sementara waktu dan terbuka terhadap masukan. Akibatnya pada pertanyaan terakhir (“Apakah saat ini yang tepat…?”), pikiran bawah sadar prospek memerlukan penyelesaian dan akan menghasilkan keinginan untuk berkata “ya”.

Menggunakan frasa seperti ini memang tidak alami. Ini perlu belajar dan berlatih. Satu cara interupsi pola yang mudah adalah berhenti sejenak setelah menyebutkan nama Anda:

“Halo. Saya  Mega Mawarni…”

Tunggu kira-kira dua detik sebelum melanjutkan. Prospek mungkin akan menanggapi “Halo Mega” atau diam saja. Apa pun tanggapannya, penjual telah menciptakan kehampaan dan rasa ingin tahu yang tanpa ia menyadarinya mengundang  untuk berbicara lebih lanjut guna mengisi kekosongan dan melepaskan rasa tegangnya.

baca artikel kami selanjutnya https://baletraining.com/2022/03/28/jangan-berhenti-melakukan-follow-up/

Ingin mendapatkan pembelajaran via video training https://www.udemy.com/course/keterampilan-menulis-bisnis-yang-lebih-baik/?referralCode=622BC9A28BBA8A82715A